5 Hal yang Bikin Kamu Terjebak Utang Pinjaman Online, Ini Cara Antisipasinya

Pinjaman online dari aplikasi kredit bisa bikin kamu terjebak pada utang lho! Agar bisa mengantisipasi, ada beberapa hal yang perlu kamu pahami, misalnya seperti lembaga keuangan yang kamu pilih serta kondisi finansial pribadi yang saat ini dihadapi.

Tidak bisa dimungkiri bahwa saat ini juga masyarakat menyadari betapa mudahnya mendapatkan pinjaman online hanya lewat aplikasi saja. Namun, tidak banyak yang menyadari risikonya sehingga seolah-olah terjebak pada pinjaman online. Padahal hal tersebut terjadi karena masyarakat kurang memahami tentang produk atau perjanjian yang disetujui.

Bunga yang Tinggi

Pinjaman online memang memberikan bunga yang tinggi jika kamu membandingkannya dengan lembaga konvensional seperti di bank. Tetapi, tidak semua bank bisa memberikan pinjaman semudah pinjaman online. Inilah yang disebut sebagai efek samping kemudahan yang diberikan.

Langkah antisipasi paling mudah tentu saja dengan mencari pinjaman online yang paling cocok bunganya. Sehingga kamu juga perlu melakukan riset dan membandingkan antara pinjaman satu dengan pinjaman lainnya. Sehingga bisa mencari titik tengah dengan pinjaman online yang menawarkan bunga pinjaman yang rasional.

Malahan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia memberikan batas atas bunga yang ditentukan. Semula batas atas dipatok 0,4%, kini diturunkan menjadi antara 0,1-0,3% per hari.

Biaya Tersembunyi

Tidak dimungkiri jika banyak muncul aplikasi kredit dari fintech ilegal, sehingga amat wajar jika masyarakat tertipu karena harus membayar biaya tersembunyi yang tidak diinformasikan di awal. Hal inilah yang menjadi keberatan masyarakat karena merasa tidak diinformasikan di awal pada saat perjanjian.

Oleh karena itu, hindari mengajukan pinjaman lewat aplikasi kredit ilegal. Pastikan hanya memilih layanan dari lembaga yang sudah terdaftar di OJK sehingga terhindar dari hal yang tidak diharapkan.

Salah satu aplikasi kredit yang sudah terdaftar di OJK dan terpercaya sejak lama yaitu Kredivo. Kredivo memberikan biaya yang transparan dan bisa diketahui oleh debitur lewat aplikasi sesaat sebelum mengajukan pinjaman. Semua dilakukan secara transparan dengan bunga yang sangat rendah jika dibandingkan perusahaan sejenis lainnya.

Kredivo memberikan Bunga 2,6% per bulan untuk tenor 6 sampai dengan 12 bulan khusus untuk cicilan belanja.  Sedangkan untuk pinjaman tunai diberikan tenor maksimal sampai dengan 6 bulan dengan ketentuan bunga yang sama dengan bunga cicilan belanja, namun ditambah dengan biaya administrasi sebesar 6% dari total pokok pinjaman. Limit pinjaman Kredivo saat ini bagi member premium hingga Rp50 juta.

Cicilan yang Memberatkan

Lembaga yang sudah terdaftar di OJK akan melakukan peninjauan kondisi kemampuan calon debitur, sehingga pinjaman akan diberikan sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing calon debiturnya.

Berbeda dengan pinjaman ilegal yang akan memberikan dana lebih besar dar kondisi kemampuan calon debiturnya. Akibatnya debitur kesulitan dengan cicilan yang harus dibayarkan. Tak jarang bunganya berkali-kali lipat sehingga tidak rasional. Inilah yang kerap dianggap sebagai ilegal fintech trap.

Siklus Utang Berutang

Beberapa orang yang terkena siklus utang berutang ini biasnaya mengajukan utang baru untuk melunasi utang lama. Padahal, dengan cara tersebut justru akan memperbesar bunga yang harus dibayarkan, sehingga utang bukan semakin berkurang tapi semakin bertambah. Belum lagi ditambah dengan denda atau bunga berjalan jika telat membayarkan cicilan.

Jika kamu sudah terkena siklus utang berutang, segera hentikan kebiasaan berutang untuk melunasi utang lama. Namun, mintalah keringanan atau restrukturisasi utang sehingga kamu bisa tetap fokus melunasi utang lama tanpa perlu mengambil utang baru. Beberapa orang yang tidak memahami justru bisa terjebak tidak hanya dari satu aplikasi kredit saja, melainkan hingga puluhan bahkan tidak bisa dihitung jari.

Pinjaman Konsumtif

Sayangnya kebiasaan besar masyarakat Indonesia masih impulsif dan terpengaruh pada kondisi lingkungan. Umumnya utang digunakan untuk membeli kebutuhan konsumtif. Misalnya seperti membeli tiket nonton konser, upgrade hape baru hingga biaya untuk healing atau liburan.

Hal-hal tersebut bukan berarti tidak boleh dilakukan, tapi frekuensinya harus diatur sedemikian rupa. Selain itu, pastikan juga kondisi finansial mendukung, bukan hanya sekedar FOMO dan ikutan gengsi semata demi bisa eksis di depan orang lain. Tipsnya tentu saja hindari penggunaan aplikasi kredit hanya untuk keperluan konsumtif, ubah menjadi hal yang lebih produktif seperti modal atau pengembangan usaha. Paling             mentok untuk dana darurat.